Senin, 21 Januari 2013

Untuk kaya harus korupsi





 Lebih baik mana miskin tapi jujur atau kaya tapi korupsi ?
Sebelum saya menjawab pertanyaan ini saya beritahukan bahwa sebenarnya otak hanya mencari nikmat dan menghindari sengsara. Ketika ada kesengsaraan pasti manusia akan menghindari dan ketika ada kenikmatan manusia pasti akan mengejar. Ketika kenikmatan dan kesengsaraan bercampur jadi satu maka otak akan bingung.

Manusia memiliki kecenderungan untuk menjadi orang baik. Penjahat sekalipun mereka ingin menjadi orang baik. Akan tetapi karena mereka tidak tahu cara mencari uang dengan baik akhirnya mereka menjadi penjahat.

Jika manusia disuruh  memilih jujur atau korupsi, tentu saja manusia ingin jujur. Hal ini dikarenakan orang ingin menjadi orang baik. Jujur identik dengan kenikmatan, sedangkan korupsi identik dengan kesengsaraan (nama baik tercemar, mendapat hukuman dunia akhirat dan lain-lain). Jika manusia disuruh  memilih miskin atau kaya, tentu saja manusia akan memilih kaya. Miskin identik dengan kesengsaraan, sedangkan kaya identik dengan kenikmatan. Tentu saja manusia memilih yang  nikmat (kaya).

Nah pertanyaan di atas adalah lebih baik mana miskin tapi jujur atau kaya tapi korupsi ? Pilihan pertama ada campuran antara kesengsaraan (miskin) dan kenikmatan (jujur), sedangkan pilihan kedua ada campuran antara kenikmatan (kaya) dan kesengsaraan(korupsi). Kedua pilihan ini jelas sama-sama tidak mengenakkan.

Kalau saya disuruh menjawab, maka saya akan memilih kaya dan jujur. Kenapa? Karena saya bisa mencari kekayaan dengan kejujuran saya.

Pertanyaan di atas seringkali dibuat oleh orang miskin untuk membenarkan kemiskinannya. Dia dalam kondisi miskin, seolah-olah kemiskinannya disebabkan karena dia jujur. Padahal dia miskin karena dia tidak tahu perrsis cara yang paling mudah untuk jadi kaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar