Lebih baik mana miskin tapi jujur atau kaya tapi korupsi ?
Sebelum saya menjawab pertanyaan ini saya beritahukan bahwa sebenarnya
otak hanya mencari nikmat dan menghindari sengsara. Ketika ada kesengsaraan
pasti manusia akan menghindari dan ketika ada kenikmatan manusia pasti akan
mengejar. Ketika kenikmatan dan kesengsaraan bercampur jadi satu maka otak akan
bingung.
Manusia memiliki kecenderungan untuk menjadi orang baik. Penjahat
sekalipun mereka ingin menjadi orang baik. Akan tetapi karena mereka tidak tahu
cara mencari uang dengan baik akhirnya mereka menjadi penjahat.
Jika manusia disuruh memilih
jujur atau korupsi, tentu saja manusia ingin jujur. Hal ini dikarenakan orang
ingin menjadi orang baik. Jujur identik dengan kenikmatan, sedangkan korupsi
identik dengan kesengsaraan (nama baik tercemar, mendapat hukuman dunia akhirat
dan lain-lain). Jika manusia disuruh
memilih miskin atau kaya, tentu saja manusia akan memilih kaya. Miskin
identik dengan kesengsaraan, sedangkan kaya identik dengan kenikmatan. Tentu
saja manusia memilih yang nikmat (kaya).
Nah pertanyaan di atas adalah lebih baik mana miskin tapi jujur atau
kaya tapi korupsi ? Pilihan pertama ada campuran antara kesengsaraan (miskin)
dan kenikmatan (jujur), sedangkan pilihan kedua ada campuran antara kenikmatan
(kaya) dan kesengsaraan(korupsi). Kedua pilihan ini jelas sama-sama tidak
mengenakkan.
Kalau saya disuruh menjawab, maka saya akan memilih kaya dan jujur.
Kenapa? Karena saya bisa mencari kekayaan dengan kejujuran saya.
Pertanyaan di atas seringkali dibuat oleh orang miskin untuk
membenarkan kemiskinannya. Dia dalam kondisi miskin, seolah-olah kemiskinannya
disebabkan karena dia jujur. Padahal dia miskin karena dia tidak tahu perrsis
cara yang paling mudah untuk jadi kaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar