Sabtu, 26 Januari 2013

Kaya aman





Tidak setiap orang yang memiliki uang banyak dikatakan kaya. Bahkan orang yang memiliki penghasilan besar juga dikatakan kaya. Banyak orang yang memiliki penghasilan besar, tetapi setelah penghasilannya terhenti dia tidak memiliki alternatif yang lain, sehingga jatuh miskin.

Oarang-orang yang memiliki penghasilan besar, setelah itu jatuh miskin, berarti orang tersebut belum memiliki kekayaan yang aman. Terus bagaimana cara kita mengetahui penghasilan mana yang aman dan mana yang tidak aman ?

Seorang artis biasanya memiliki penghasilan yang sangat besar, tetapi biasanya pekerjaan artis tergolong kurang aman atau bahkan tidak aman. Hal ini disebabkan artis akan memiliki penghasilan yang besar selagi dia masih laku. Ketika dia sudah tidak laku maka penghasilannya akan hilang.

Jika anda ingin memiliki kekayaan yang aman, maka usahakan anda belajar berinvestasi di tempat yang aman. Investasi yang aman ini bisa di deposito, reksadana, saham ataupun yang lain. Saran saya uang dari hasil tersebut jangan pernah diambil, tanamkan kembali uang itu, sehingga menjadi bunga berbunga. Kapan boleh diambil ? anda boleh mengambilnya ketika keuntungannya sudah bisa membiayai gaya hidup anda. Penghasilan ini akan menjadi pasif income anda.

Jika pasif income anda sudah bisa membiayai gaya hidup anda, maka penghasilan yang berasal dari aktif income anda jangan pernah dipakai. Uang ini harus diinvestasikan juga. Dengan cara ini maka uang kekayaan anda akan aman. Saran saya jangan menginvestasikan uang anda di satu tempat, karena tidak ada investasi yang aman 100%. Jika ada salah satu investasi yang bangkrut anda tidak bangkrut 100%. Istilahnya jangan taruh telur pada keranjang yang sama.

Kaya adalah relatif





Ukuran kaya adalah relatif. Ada orang yang memiliki uang Rp 100 milyard masih merasa miskin. Apakah dia tidak bersyukur ? belum tentu juga. Mungkin selama ini dia memiliki kekayaan 60 triliun, sehingga jika kekayaannya tinggal Rp 100 milyard maka dia akan merasa miskin.

Ada juga orang yang memiliki uang Rp 10.000,- tetapi sudah merasa kaya. Kenapa bisa begitu ? Karena selama ini dia tidak pernah memiliki uang. Bahkan dia sering tidak makan sehingga ketika menerima uang Rp 10.000,- dia akan merasa kaya.

Tidak ada tua, tidak ada muda, tidak ada besar, tidak ada kecil, tidak ada panjang, tidak ada pendek, tidak ada cantik, tidak ada jelek, tidak ada kaya, tidak ada miskin KECUALI SUDAH DIBANDINGKAN DENGAN YANG LAIN.

Memang umumnya orang yang uangnya sedikit disebut miskin, karena seringkali dibandingkan dengan orang yang uangnya lebih banyak. Begitu juga orang yang uangnya banyak, biasanya dia pasti disebut kaya, karena sering dibandingkan dengan orang yang uangnya lebih sedikit.

Akan tetapi ada beberpa pengukuran kaya yang mutlak. Misalnya kaya adalah jika pasif incomenya bisa mencukupi gaya hidupnya. Dengan cara ini jika pasif income seseorang lebih kecil dari gaya hidupnya maka orang tersebut masih tergolong miskin, apalagi jika seseorang tidak memiliki pasif income.

Seorang artis yang penghasilan perbulannya milyaran rupiah masih tergolong miskin  jika dia sama sekali tidak memiliki pasif income. Seseorang yang pasif incomenya hanya Rp 500.000,- per bulan bisa dikatakan kaya jika gaya hidupnya hanya Rp 300.000,- per bulan.

Jadi kalau hanya melihat besarnya uang, maka kekayaan adalah relatif. Jadi jika anda ingin kaya sejati, bangunlah pasif income. Buatlah money make money atau peternakan uang.


Kamis, 24 Januari 2013

Memberi manfaat pada orang lain





Sebaik-baik orang adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain. Ini berlaku untuk berbagai hal. Jika anda ingin sukses maka anda harus memberikan manfaat untuk orang lain. Jika anda tidak memberikan manfaat kepada orang lain maka anda sangat sulit untuk menjadi sukses.

Jika anda ingin kaya maka ada 4 kendaraan yang bisa anda pakai. Keempat kendaraan tersebut adalah bisnis, saham, property dan internet. Keempat kendaraan tersebut akan lebih mudah dipakai jika anda mau memberikan manfaat kepada orang lain. Semakin anda bisa memberikan banyak manfaat kepada orang lain maka anda akan lebih mudah untuk menjadi kaya raya.

Seorang milyarder minimal memberikan manfaat kepada 10 orang, sedangkan seorang trilyuner memberikan manfaat minimal kepada 10.000 orang. Jika anda ingin berbisnis dan bisnis anda ingin besar, maka usahakan anda mau bekerja sama dengan orang lain. Yang terpenting anda bisa memilih orang yang tepat untuk diajak kerjasama.

Kenapa bisnisman umumnya lebih kaya dibandingkan karyawan ? Karena pebisnis memberikan manfaat lebih banyak kepada orang lain dibandingkan dengan karyawan. Pebisnis selalu memberikan manfaat kepada orang lain, selain memberikan manfaat kepada konsumen, dia juga memberikan manfaat kepada banyak karyawannya.

Seorang bisnisman jika ingin lebih kaya lagi maka dia harus lebih bisa memberikan manfaat kepada lebih banyak orang. Untuk itu jangan hanya memiliki satu perusahaan. Usahakan memiliki cabang-cabang. Dengan memiliki banyak cabang maka maka akan bisa melayani konsumen lebih banyak, bisa memberikan manfaat kepada orang lebih banyak dan konsumen juga bisa mencari tempat yang lebih dekat untuk mendapatkan produknya. Jika pebisnis tersebut ingin lebih cepat kaya maka pembukaan cabangnya disarankan menggunakan franchise. Artinya pebisnis tersebut memberikan kesempatan kepada para pebisnis lain untuk ikut berkembang.  Ada lagi metoda yang lebih ampuh untuk memberikan manfaat kepada orang lain yaitu metoda go publik. Perusahaan yang go publik berarti  menjual sahamnya di pasar modal. Dengan cara seperti ini dia memberikan kesempatan kepada lebih banyak orang lagi untuk menikmati jalannya perusahaan dia.

Orang-orang yang kaya-raya umumnya hanya menguasai sebagian kecil dari saham perusahaannya. Kenapa ? Karena dia memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk memiliki saham juga.  Walaupun saham dia kecil (secara prosentase) , tetapi nilainya sangat besar karena perusahaan dia merupakan perusahaan  raksasa.

Purdi Chandra mengatakan bahwa jika kita mendirikan perusahaan maka sebaiknya menggunakan modal orang lain. Dengan menggunakan modal orang lain, disamping bisnis kita bisa lebih cepat dimulai maka makin banyak orang yang mau mendoakan keberhasilan bisnis kita. Jika perusahaan hanya milik kita maka kita saja yang mendoakan supaya bisnis berhasil, tetapi jika orang lain juga memodali maka dia juga pasti ikut mendoakan supaya bisnis kita berhasil.




Orang lain menang dahulu





Tahukah anda prinsip win-win solution ? Saya kira anda pasti tahu, yaitu prinsip yang bisa memenangkan kedua belah pihak karena saling bekerja sama. Akan tetapi pembahasan di sini tidak selesai begitu saja. Ada dua macam prinsip win-win solution, yaitu :
1. Kita menang dahulu baru orang lain menang
2. Orang lain menang dahulu baru kita menang
Kalau kita membuat diri kita menang terlebih dahulu baru orang lain juga menang, maka cara ini kurang bagus. Kondisi akan jauh lebih sempurna jika orang lain menang, baru kita yang menang.

Prinsip utamanya buat orang lain menang terlebih dahulu. Kemenangan itu bisa berupa pemberian hadiah, memberikan janji untung dan sebagainya.  Misalnya kita mau mengajak kerjasama dengan orang lain. Kita berniat untuk memasarkan produknya. Apakah orang tersebut senang ? Secara umum iya, karena produknya akan lebih laku. Walaupun begitu ada segelintir orang yang tidak senang, bahkan ada yang tidak mau juga. Akan tetapi jika sebelum mengajakm kerjasama anda bisa  mengatakan, “Maukah keuntungan Bapak naik menjadi 20 kali lipat ?”  kemuangkinan besar dia akan mau. Ketika dia mengatakan mau maka kita menjelaskan caranya bagaimana supaya keuntungannya naik 20 kali lipat. Anda harus bisa menjelaskan secara masuk akal. Dan sebutkan juga bahwa ini bisa terlaksana jika anda ikut serta dalam pemasarannya. Dengan cara seperti itu maka kita akan jauh lebih mudah mengajak kerjasama.

Prinsip win-win yang kedua (orang lain menang dahulu) yang cukup populer adalah naikkan harga dan turunkan syarat. Maksudnya apa ? Ketika orang lain menjual dan kita membeli maka kita menawar supaya harganya naik. Setelah itu kita minta syarat bahwa pembayarannya kita tunda.

Sebuah kisah, seorang pemuda bernama choki mencoba membeli sebuah rumah. Rumah tersebut memang di bawah harga pasar. (mohon maaf angka-angka yang diberikan di sini tidak tepat). Waktu itu rumah tersebut dijual dengan harga Rp 360 juta. Choki berkata ,”Boleh tidak saya beli Rp 380 juta?” . Ini adalah penggunaan prinsip win-win. Sengaja harga dinaikan supaya yang punya rumah bahagia. Si pemilik berkata ,”Boleh sih, tapi orang kan nawarnya biasanya lebih rendah”. “Begini Pak, saya bersedia membeli Rp 380 juta, tetapi bayarnya 6 bulan lagi.” Si pemilik merasa 6 bulan terlalu lama, akhirnya disepakati 2 bulan. Selama 2 bulan hak penjualan rumah ada di tangan choki. Akhirnya choki mengiklankan di internet. Ternyata hanya dalam 1 minggu rumah terjual Rp 480 juta. Choki tinggal membayar ke pemiliknya Rp 380 juta, sedangkan dia mendapat keuntungan Rp 100 juta.

Bagaimana kalau property yang dijual di atas harga pasar ? Ada sebuah kisah nyata, seseorang menjual tanah di pinggir pantai. Tanah yang sangat luas tersebut gersang dan harganya di atas harga pasar.  Semestinya harga per meter $ 1. Si pemilik menjual dengan haraga $ 1.2. Ada pembeli yang cukup cerdik. Dia berusaha memenangkan hati si pemilik. “Bolehkan saya beli dengan harga $1.4 per meter?” Sudah tentu si pemilik mengijinkan. Setelah pemilik gembira, pembeli mengatakan bahwa pembayarannya tahun depan.  Pendek kata si pemilik mengijinkan karena tanah tersebut sudah bertahun-tahun juga tidak laku. Akhirnya pembeli mendapatkan hak tanah tersebut. Dia mencari orang yang bisa menggambar tanah tersebut. Orang ini juga tidak digaji, tetapi ditawarkan bagi hasil. Dengan demikian dia terhindar dari pengeluaran uang.

Setelah itu dia membawa gambarnya ke sebuah hotel terkenal. Dia mengatakan ke pihak hotel, “Pak, saya memiliki tanah yang sangat luas, ini gambarnya. Tanah ini ada di tepi pantai dan terlihat indah, terkadang kelihatan ikan lumba-lumba yang sedang lompat. Kalau mau Bapak akan saya beri gratis, berapapun luasnya selagi masuk akal “.  Akhirnya pemilik hotel mau.

Setelah itu dia mendatangi pemilik lapangan golf.  Dia berkata ,”Pak saya memiliki tanah yang cukup luas di tepi pantai dan terlihat indah, terkadang kelihatan ikan lumba-lumba yang sedang lompat. Kalau Bapak mau bisa saya berikan sebagian kepada Bapak, berapapun luasnya selagi masuk akal akan saya berikan sejara gratis”. Pemilik lapangan golf juga menerima.

Akhirnya  dia memasang tulisan di tanahnya “Di sini akan dibangun hotel dan lapangan golf”. Mendadak harga tanahnya naik sebesar sepuluh kali lipat. Banyak orang yang memburu tanahnya untuk membeli beberapa kapling. Akhirnya dia  bisa membayar pembelian tanahnya dan masih mendapatkan untung yang besar.

 Dario contoh di atas, dia telah membiuat win pemilik tanah, pemilik hotel dan pemilik lapangan golf. Kesimpulannya jika anda ingin kaya cepat, gunakan metode win-win. Tapi usahakan orang lain win, baru anda win


Rabu, 23 Januari 2013

Uang banyak tanggung jawab besar




Beberapa orang beranggapan bahwa jika kita memiliki banyak uang, maka tanggung jawab akan besar. Jika kita memiliki banyak uang maka masalah kita akan banyak. Jika kita memiliki banyak uang maka kita akan dihadapkan pada masalah-masalah yang lebih rumit ?

Saya tidak menyalahkan kata-kata di atas, tapi juga tidak membenarkannya. Benar atau tidaknya tergantung keyakinan kita. Tapi yang jelas kata-kata di atas sangat tidak mendukung orang untuk jadi kaya. Jika anda ingin menjadi kaya raya maka segera hapus kalimat-kalimatb di atas dari otak anda. Bagaimana cara menghapusnya? Cara termudah yaitu dengan membuat kalimat atau pernyataan yang melawan.

Jika terlintas di pikiran kita bahwa orang yang memiliki banyak uang memiliki tanggung jawab yang besar, maka segera lawan dengan kalimat “Bagi orang yang memiliki uang banyak maka tanggung jawab yang besar akan terasa kecil”. Misalnya kita sedang reuni bersama teman-teman di sebuah rumah makan. Karena tidak ada yang kaya raya maka akhirnya semuanya merasa berat untuk mengeluarkan dompetnya. Rasanya sakunya terlalu penuh karena dompetnya terlalu besar. Mereka takut kalau mengeluarkan dompet duluan nanti akan membayar semuanya. Akan tetapi kondisi ini sangat berbeda jika kita memiliki banyak uang. Jika kita memiliki banyak uang maka kita akan merasa bahwa kita mampu dan mudah untuk membayar semua pengeluaran reuni. Jadi tanggung jawab yang besar akan terasa kecil jika uang kita banyak.

Ada orang yang mengatakan bawa jika uang banyak maka masalah akan banyak. Tentu saja ini tidak benar. Kalau kita punya masalah dan kita punya uang  maka kita bisa menyelesaikan masalah dengan gaya yang kita inginkan.

Apa yang harus kita lakukan seandainya terlintas di pikiran kita bahwa jika kita memiliki banyak uang maka kita akan menghadapi masalah-masalah yang rumit. Cara menepisnya sama seperti di atas. Dengan banyaknya uang masalah yang rumit akan terasa sederhana. Kita bisa mendelegasikan ke orang lain untuk menyelesaikannya.