Selasa, 07 September 2010

Pemerataan Uang


Menurut Marshal Silver 5% manusia menguasai 90% uang yang beredar. Sungguh menyedihkan karena 95% manusia hanya memperebutkan 10% uang yang beredar. Anehnya jika uang di seluruh dunia dibagi rata maka tiap orang masing-masing akan mendapatkan $ 2,4 juta atau jika dirupiahkan maka akan menjadi Rp 24.000.000.000,-

Sungguh menyedihkan, jika kita memiliki uang di bawah nilai Rp 24.000.000.000,- berarti kita berada di bawah garis kemiskinan. Kenapa? Karena jika uang kita di bawah Rp 24.000.000.000,- berarti uang kita berada di bawah rata-rata. Anehnya lagi 5 tahun setelah menerima uang tersebut maka komposisi uang akan kembali seperti semula, yaitu 5% manusia akan kembali menguasai yang 90% uang yang beredar lagi. Kenapa?

Kekayaan sebenarnya bukan masalah banyaknya harta atau uang. Akan tetapi kekayaan adalah sifat. Jika anda menerima uang Rp 24 milyar apa yang akan anda lakukan? Kebanyakan orang dia akan berfikir membeli mobil apa, mau jalan-jalan ke mana dan sebagainya, yaitu sifat konsumtifnya. Jarang orang yang memikirkan apa yang harus saya lakukan supaya uang saya bertambah banyak.

Karena itu sangat wajar jika seseorang menerima uang Rp 24 milyar maka 5 tahun kemudian kembali miskin. Jadi kaya atau miskin sebenarnya bukanlah banyaknya harta, tetapi sebenarnya adalah sifat.

Belajar Dari Asu


Suatu hari ada seseorang yang antri di bank selama 45 menit. Pada saat itu ada seorang nasabah prioritas yang dating. Karena nasabah prioritas dating maka dibukakan loket baru. Ketika orang yang antri 45 menit tadi melihat orang yang masuk tanpa antri, dia langsung marah marah dan berkata dengan suara keras,”Asu …. Jadi begitu ya kalau kaya boleh tidak antri ya, saya ini sudah antri 45 menit.”

Apa pendapat anda? Orang yang mengatakan asu ini pastilah sulit untuk jadi kaya, karena dia membenci orang kaya, sehingga takut dibilang asu. Semestinya kalau ada seorang yang seperti itu dia mendekati dan bertanya, “Pak, bapak bisa menjadi nasabah prioritas begini syaratnya apa?” Orang itu menjawab,”Sayaratnya saldo minimal Rp 200 juta.” Langsung si penya berkata,”Ooo, kalau gitu punya saya kurang sedikit, kurang sedikit.” Si orang kaya bertanya, “Memang kurangnya berapa?” dia menjawab “199 juta”

Atau semestinya bisa bertanya lagi ,”Pak, bapak bisa punya penghasilan besar begini kerjanya apa ya?” Setelah orang itu menjelaskan si penanya berkata ,”Wah pak, saya ini orang yang jujur dan bisa dipercaya …. Saya bisa melakukan ini … itu …. Bapak mau kerjasama dengan saya?’

Atau bisa juga ,”Pak , Bapak bisa seperti ini Caranya gimana? Boleh saya belajar pada Bapak?” Orang yang tadi mengatakan Asu tidak mungkin menanyakan seperti ini, karena tidak ada orang yang belajar dari asu.