Minggu, 20 Desember 2009

Dari Office Boy Jadi Miliarder



Kompas.com, A Pramono, Dari Office Boy Jadi Miliarder

KOMPAS.com – Kisah perjalanan hidup A Pramono (34) mirip cerita sinetron. Belasan tahun lalu, ketika pria kelahiran Madiun ini mengadu nasib ke Ibu Kota Jakarta, ia memulainya dengan menjadi office boy di sebuah perusahaan swasta. Lalu ia beralih menjadi pedagang ayam bakar di pinggir jalan. Ternyata sukses. Kini Pramono sudah menjadi miliarder yang memiliki banyak usaha. Siapa yang tidak ngiler?

“Kalau cerita saya dibikin sinetron mungkin akan menarik,” kata pria pemilik usaha Ayam Bakar Mas Mono ini ketika bercakap cakap dengan Warta Kota di salah satu kedainya di Jalan Tebet Raya No 57, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Namun, ayah satu anak yang akrab dipanggil Mas Mono ini buru buru menambahkan bahwa sukses bisa diraihnya setelah melewati proses yang cukup panjang. la meyakini, dalam hidup ini tidak ada sesuatu yang instan. Artinya, kalau ingin sukses mesti lewat perjuangan.

“Orang tidak tahu dan mungkin tidak mau tahu, ketika memulai usaha ini saya harus ke pasar jam tiga dinihari. Jam empat subuh sudah menyalakan kompor, ketika kebanyakan orang masih tidur,” ujar Pramono.

Awalnya, suami Nunung ini berjualan ayam bakar di pinggir Jalan Soepomo, Jakarta Selatan, persisnya di seberang Universitas Sahid. Di tempat itu, setiap hari-kecuali hari libur dia menggelar tenda, bangku dan meja untuk berdagang.

Dengan memakai kaus, celana gombrang dan sandal jepit, dia setia melayani pembeli yang datang dari pagi sampai pukul 14.00. Sebagian pembelinya adalah mahasiswa dan orang kantoran yang bekerja di wilayah tersebut.

“Tapi ya namanya dagang kaki lima, ada gilirannya. Saya dagang dari pagi sampai siang. Dagangan habis nggak habis saya harus tutup. Lalu, jam 14.00 diganti pedagang lain yang menjual nasi goreng, pecel lele dan seafood,” tutur Pramono sambil memperlihatkan foto lamanya di laptop.

Pria yang menamatkan S3 (maksudnya tamat SD, SMP, SMA) di Madiun ini belakangan akrab dengan laptop karena dia menjadi salah seorang mentor nasional dari Entrepreneur University (EU). Foto-foto lamanya itu menjadi salah satu bahan presentasinya ketika membawakan materi tentang wirausaha.

Menurut Pramono, sejak dulu dia suka fotografi tapi hanya sebatas hobi. Bukan karena dia tahu akari sukses. Jika diamati, foto Pramono saat masih berjualan di pinggir jalan dan saat ditemui Warta Kota beberapa hari lalu, memang berbeda jauh. Dulu dia terlihat kurus, sekarang tampak macho dan keren.

“Ya, bedalah Mas. Dulu tidak terawat, sekarang terawat. Dulu nggak punya tabungan,sekarang tabungan banyak di bank,” ujarnya sambil menunjukkan tabungannya yang pernah mencapai persis Rp 1 miliar.

Senang belajar

Salah satu kebiasaan positif yang dimiliki Pramono dan sangat memberi inspirasi adalah kesenangannya belajar sesuatu yang baru untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Tahun 1999, ketika menjadi office boy di sebuah perusahaan swasta, Pramono selalu memanfaatkan,waktu luangnya dengan belajar komputer. Bukan bermain bermain game seperti kebanyakan orang. Sebab dia tahu, dengan menguasai keterampilan itu kariernya bisa naik dan gajinya juga akan lebih besar.

Pramono benar, karena kariernya terus meningkat hingga akhirnya diangkat menjadi supervisor. Meski jabatannya cukup tinggi tapi dia terus tertantang untuk meningkatkan taraf hidupnya. Cita-citanya cuma satu, bagaimana caranya lebih membahagiakan orang-orang yang dicintai, keluarga dan orangtuanya.

Akhirnya, tahun 2001 dia keluar dart perusahaan tersebut dan memulai usaha dengan berjualan gorengan keliling di seputar,wilayah Pancoran, Jakarta Selatan. Langkahnya rada ekstrem. Sebab, bagi Pramono, untuk memulai usaha tidak perlu banyak berpikir, apalagi menghitung rugi laba. Yang terpenting adalah melakukan action.

“Banyak saudara saya yang tidak terima dengan keputusan itu. Apalagi pada awal-awal berdagang, omzetnya baru Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per hari,” ujarnya.

Meski menghadapi banyak tantangan, Pramono tidak mau mundur. Sampai akhirnya dia mendapat lapak kosong di seberang Universitas Sahid. Dengan modal Rp 500.000 untuk membeli gerobak dan peralatan lainnya, termasuk ayam lima ekor, Pramono membuka lembaran barunya dengan menjual ayam bakar. Namun karena belum mahir mendorong gerobak, pernah suatu ketika ayam dagangan jatuh ke pasir. Terpaksa ayam tersebut harus dibersihkan dulu.

“Kalau orang lain mungkin sudah mikir macam-macam. Wah ini tanda sepi, nggak laku, karena baru mau jualan ayamnya sudah jatuh, sial. Namun, kalau saya justru berpikir lain. Wah, ini pertanda bagus, dagangan saya bakal laku. Sebab, saya menggunakan otak kanan. Selalu optimis dan percaya dirt,” tegas Pramono.

Terlepas dart peristiwa itu, beberapa tahun kemudian usaha Ayam Bakar Mas Mono berkembang pesat. Dia mempunyai 13 cabang dan dalam satu hari bisa menjual 1.000 ekor ayam. “Sampai sekarang saya merasa seperti mimpi. Kok bisa ya,” kata Pramono. (hes/Warta Kota)

Kamis, 17 Desember 2009

100 Juta Seminggu Didapat Oleh Lulusan SD Tanpa Modal



PRINSIP WIN-WIN

Prinsip Win-win ada 2 macam,
1. Kita win baru orang lain win
2. Orang lain win baru kita win

Prinsip yang ke 2 jauh lebih baik daripada yang pertama. Usahakan dalam hidup ini kita buat orang lain win, baru kita yang win
Jangan sampai terjadi win-lose, kita win dan orang lain lose. Kerjasama seperti ini tidak akan pernah berlangsung lama, karena orang lain kapok
Atau jika orang lain win, kitanya lose, maka kerjasama tidak akan berlangsung lama
Yang jelas tidak boleh adalah lose-lose

Ada sebuah kisah nyata, seseorang bernama Choki, dia adalah lulusan SD, usia 20 tahun. Kerjanya sebagai tukang kopi di tukang bubur ayam. Bikin bubur ayam saja belum boleh, karena baru asisten. Kerjanya spesial bikin kopi saja

Suatu hari Choki ini memahami istilah win-win ini. Dia teringat bahwa ada orang menjual rumah di dekatnya. Sudah setahun rumah itu tidak laku-laku.
Kemudian dia mencoba menanyakan kepada pemiliknya, terjadilah dialog sbb :

Choki : "Pak berapa harga rumah ini?"
Pemilik : "Rp 360 juta"
Choki : "Boleh engga saya beli 380 juta?"
Pemilik : "Lho, saya ini 360 mau, kok kamu malah nawar 380 juta?"
Choki : "Pak, saya baru bayar 3 bulan kemudian"
Pemilik : "kamu tidak punya uang?"
Choki :" Ya, jadi rumah ini akan saya jual, nanti kalau laku akan saya bayarkan ke bapak Rp 380 juta"
Pemilik :"Kalau tidak laku bagaimana?"
Choki :"Saya akan mengembalikan pada Bapak"
Pemilik :"Lho kalau gitu saya rugi"
Choki : "Ya, daripada 1 tahun juga tidak laku, padahal kalau Bapak mau sabar, dalam waktu 3 bulan Bapak akan memperoleh tambahan Rp 20 juta"
Pemilik :"OK lah kalau begitu"

Akhirnya Choki memperoleh hak rumah itu selama 3 bulan. Ternyata setelah diiklankan dalam seminggu rumah tersebut laku Rp 480 juta. Akhirnya dia memberikan Rp 380 juta kepada pemiliknyam, dan dia memperoleh bersih Rp 100 juta.

============================================
Pada saat itu Choki berusaha membuat pemiliknya win, yaitu dengan menaikkan harga terlebih dahulu. Dan Akhirnya Choki juga win, yaitu mendapat Rp 100 juta dalam 1 minggu.
Apakah ini hanya kebetulan?
Tidak. Karena ternyata banyak kasus yg terjadi seperti ini. Bahkan prinsip-prinsip ini sering dijalankan oleh para milyader, sehingga seringkali mereka menjalankan bisnis tanpa harus mengeluarkan uang.
Prinsip ini sering juga disebut NAIKKAN HARGA, TURUNKAN SYARAT

Sumber : TDW

Sabtu, 12 Desember 2009

Roti Tawar 300 juta



Bagaimana caranya menjual sepotong rot tawar dengan harga 300 juta dan orang masih berebut?

Caranya sebenarnya mudah, yaitu roti tawarnya diberi hadia emas senilai 850 juta.Wah pantesan, tapi apa tidak rugi?
Ternyata tidak, karena emasnya beli di pabriknya, harganya 250 juta. Jadi penjualnya masih untung 50 juta
Sekarang ini banyak penjualan yang sensasional. Ketika persaingan sudah semakin ketat dengan membanting harga, maka kita harus kreatif. Jika dalam marketing kita hanya membanting harga, berarti kita tidak punya inovasi dalam marketing.
Bagaimana penerapan penjualan roti tawar di atas? Sebenarnya mudah. Salah satu kisah nyata adalah sebagai berikut :
Ketika kredit sepeda motor sudah saling membanting harga , misalnya DENGAN UANG 200 RIBU ANDA BISA MEMBAWA PULANG SEPEDA MOTOR HONDA. maka ada tempat baru yang kreatif, yaitu FIF.
FIF membuat iklan DENGAN UANG 300 RIBU, ANDA BISA MEMBAWA PULANG SEPEDA MOTOR HONDA + MEJA BELAJAR SENILAI 450 JUTA RUPIAH. Ketika seseorang mengecek harga meja belajarnya di toko lain, ternyata memang Rp 450 ribu.Kenapa bisa begitu? karena meja belajarnya beli di pabriknya, harganya hanya 100 ribu.
Anda juga bisa berinovasi dengan cara seperti ini kan?
Seperti :Berhadiah batik katun senilai Rp 150 ribu, padahal anda beli batik katunnya di klewer, Solo.
Berhadiah payung cantik senilai Rp 42 ribu, padahal anda beli gi grosir, Rp 12 ribu, dan sebagainya.

Jumat, 11 Desember 2009

Sinergi Antara Bisnis Dan Property




Berikut ini adalah pengalaman Pak Purdi Chandra dalam membuat sinergi antara bisnis dan property
Saat masih merintis usahanya, Purdi telah membeli rumah dengan luas tanah 400m2 seharga 60 juta rupiah. Untuk membiayai pembelian ini ia menggunakan KPR dari bank papan senilai Rp 50 juta rupiah.


Tahun berikutnya ia mengagunkan rumah tersebut ke bank BTN. Dia katakan bahwa dia membutuhkan modal untuk mengembangkan primagama dan masih punya hutang di bank papan dengan agunan rumah. Dia meminta petugas bank untuk melakukan penilaian jika rumah tersebut diagunkan ke bank BTN. Maksudnya dia ingin mengetahui besaran kredit yang ia dapatkan di bank BTN. Setelah dilakukan penilaian, ternyata Bank BTN berani mengucurkan kredit sebesar 150 juta rupiah.

Dengan uang 150 juta rupiah dari bank BTN tersebut, Purdi melunasi sisa cicilan hutang di bank papan dan sisanya dipakai sebagai modal untuk membuka cabang Primagama.
Tahun berikutnya dengan metoda yang sama, Purdi mengambil pinjaman dari bank Exim sebesar 250 juta rupiah. Dengan uang itu dia mengambil pinjaman di bank BTN dengan menggunakan sisanya untuk membuka cabang Primagama. Selanjutnya, bank BRI memberikan pinjaman sebesar 350 juta rupiah dan terakhir bank BNI mengucurkan kredit sebesar 600 juta rupiah

Sekarang setetlah 14 tahun berselang, harga rumah Purdi yang semula Rp 67 juta rupiah dengan luas 180 m2 sudah menjadi 1 milliar rupiah dan mengalami renovasi sehingga luas bangunanya menjadi 350m2. Dahsyat bukan ?

Sabtu, 04 Juli 2009

Bagaimana Uang Mengejar Kita



Ketika itu dalam seminar Financial Revolution diadakan sebuah game. Judul dari game ini adalah Bagaimana Uang Mengejar Kita. Dalam game ini masing-masing peserta seminar menyediakan selembar kertas. Waktu itu jumlah peserta seminar sekitar 2000 orang. Masing-masing peserta memotong ketasnya menjadi 6 bagian, masing-masing bagian ditulisi 10, 20, 30, 40, 100 dan 200. Nilai ini dianggap nilai uang. Selanjutnya diadakan acara tukar menukar uang ini. Masing-masing peserta diharapkan untuk memperoleh uang sebanyak-banyaknya. Aturan perhitungannya adalah jika memperoleh uang yang sama maka nilainya dikalikan. Apabila memperoleh uang yang berlainan maka dijumlahkan.
Acara tukar-menukar uang ini langsung dipimpin oleh pembicara yaitu Tung Desem Waringin selama 1 menit saja. Acara tukar-menukar ini sepenuhnya nego, tidak boleh menggunakan kekerasan. Setelah selesai acara tukar-menukar maka nilai uangnya dihitung. Sesuai perjanjian, jika memperoleh nilai sama dikali, dan yang berbeda dijumlah.
Misalnya seorang peserta memperoleh nilai 10, 10, 10, 10, 200, 200, maka nilai uangnya adalah (10x10x10x10)+(200x200) = 10000 + 20000 = 30000
Jika peserta memperoleh uang 20, 20, 30, 30, 40, 100 maka nilainya adalah (20x20)+(30x30)+40+100 =400+900+140 = 1440
Setelah masing-masing peserta menghitung uangnya maka nilainya diaudit oleh teman sebelahnya. Selesai audit, pembicara menanyakan uang yang didapat. Ternyata yang memperoleh 1 juta ke atas hanya sekitar 10%, menarik sekali . Akhirnya Pak Tung (panggilan dari Tung Desem Waringin) berkata “Saya belum ikut main, boleh saya ikut?” semua peserta menjawab boleh.
Akhirnya Pak Tung menyakan, “Siapa yang punya uang 10?, tolong ke depan” Puluhan peserta, mungkin sampai ratusan maju. Paka Tung melanjutkan bicaranya “Saya akan menukar dengan 20, 30, 40, 100 dan 200”. Para peserta makin mempercepat larinya. Padahal Pak Tung hanya butuh 5 orang, jadi hanya 5 orang yang beruntung yang dapat.
Peserta yang mendapat 200 sangatlah happy, yang mendapat 20 juga lumayan happy. Sebelum penukaran, uang Pak Tung adalah 10 + 20 + 30 + 40 + 100 + 200 = 400, dan setelah penukaran uang Pak Tung adalah 10x10x10x10x10x10 = 1000.000.
Pak Tung melakukan semua ini tanpa bergerak satu langkahpun, bahkan waktunya tidak sampai 1 menit. Dari sinilah Pak Tung memberikan pelajaran, bagaimana uang mengejar kita. Agar uang mengejar kita maka ada 5 hal yang harus kita lakukan
1. Kita harus memiliki nilai tambah
2. Nilai tambah harus dikomunikasikan
3. Pengkomunikasian harus kepada orang yang tepat
4. Pengkomunikasian harus dalam jumlah yang banyak
5. Pengkomunikasian harus dengan cara yang tepat

Minggu, 28 Juni 2009

Keajaiban dunia ke 8



Ketika Albert Einstein pindah ke Amearika, dia ditanya, "apa yang kamu sukai dari Amerika". Dia menjawab, "Keajaiban duni ke 8". Padahal Einstein tidak hafal keajaiban dunia 1 sampai 7, tetapi dia tahu keajaiban dunia yang ke 8. Apa itu keajaiban dunia yang ke 8? Kata Einstein adalah "bunga- berbunga".
Artinya jika kita menginvestasikan uang kita ke suatu tempat, dan bunganya tidak diambil-ambil, maka dalam waktu tertentu jumlah uang kita akan menjadi dahsyat, luar biasa, tidak seperti yang kita duga.

Sebagai contoh, ada sebuah kisah nyata. Pada tahun 1978 ada seorang pegawai bank yang gajinya hanya Rp 20.000,- sebulan. Setiap menerima gaji dia selalu menyisihkan Rp 2000,- buat ditabung. Ketika gajinya meningkat menjadi Rp 30.000,- diapun menyisihkan Rp 3000,- buat ditabung. Begitu seterusnya, dia menabung 10% dari penghasilannya. Pada tahun 90 an dia telah menjadi pimpinan cabang di sebuah bank. Tahun 1998 terjadi penarikan uang besar-besaran dari bank, sehingga banyak bank yang terancam tutup.
Waktu itu banyak pimpinan cabang yang stress, tetapi dia kelihatan tenang-tenang saja.
Suatu saat ada yang bertanya ,"Pak, kok tenang-tenang saja sih, apa Bapak tidak takut diberhentikan?"
Jawabnya,"Diberhentikan juga tidak apa-apa, wong saya ini jadi pimpinan cabang juga cuma hobi,"
"Ha hobi, maksud Bapak ini gimana?"
Kata si Bapak "Saya kan sudah punya peternakan."
"Maksud Bapak? Selama ini bapak tidak pernah kelihatan punya bisnis. Kok Bapak bisa punya peternakan."
"Ya saya kan punya peternakan duit, bunga deposito saya kan lebih besar dari gaji saya sebagai pimpinan cabang"

Minggu, 17 Mei 2009

Uang Gratis



Uang Gratis? Mana ada? Orang yang berfikir seperti itu pasti belum pernah mendapatkannya. Banyak cara untuk memperoleh uang gratis melalui internet. Orang lebih sering menyebut dengan istilah internet marketing. Gratis di sini tentunya kita tidak mengeluarkan modal sama sekali. Walaupun banyak jenisnya disini akan saya bahas satu jenis yang namanya PTC (Paid To Click). Artinya kita akan mendapatkan uang jika kita melakukan klik.

Dari mana uangnya? Haram engga?
Saya jawab dengan tegas. Halal. Bisnis PTC ini cocok bagi anda-anda yang masih pemula di internet marketing.

Dari mana uangnya?
Uang yang diperoleh dalam PTC ini berasal dari pemasang iklan. Pemasang iklan memberikan uangnya kepada suatu perusahaan untuk memasang iklannya, kemudian uang itu dibagi-bagikan kepada member yang mau melihat iklannya.
Wah kalau begitu uangnya kecil donk? Perusahaan kan ingin untung? jadi yang dibagi-bagi pasti kecil. Memang banar uangnya kecil, mungkin hanya Rp 100,- setiap klik, dan kita hanya dapat sekitar 10 iklan per hari. Akan tetapi jika kita memiliki banyak referral maka kita akan mendapatkan uang yang cukup lumayan.
Referral adalah orang yang kita ajak bergabung dengan PTC melalui kita.
Wah kalau begitu MLM donk?
Mirip dengan MLM tapi jelas bukan MLM.
Kelebihan PTC dibanding MLM
1. Bisa mendapatkan uang walaupun kita belum merekrut orang.
2. Tidak perlu mengeluarkan modal

Sebagai contoh jika kita memiliki 100 referral dan setiap hari adal 10 iklan maka banyaknya klik yang dilakukan oleh referral adalah 1000 kali
Anggap jika kita yang mengklik memperoleh Rp 100,- dan setiap klik dari referral kita memperoleh Rp 50,- maka kita akan memperoleh uang sebesar

dari kita 10 x Rp 100,- = Rp 1.000,-
dari referral 1000 x Rp 50,- = Rp 50.000,-

Jadi uang yang kita peroleh per hari adalah Rp 51.000,- atau sekitar Rp 1.500.000,- per bulan. Cukup besar bagi orang Indonesia. Apalagi pekerjaan ini tidak membutuhkan waktu lama. Paling hanya sekitar 15 menit per hari.

Di sini ada salah satu situs PTC yang saya rekomendasikan. Untuk mengikutinya silakan klik disini

Selasa, 07 April 2009

Cari Uang



Kebanyakan orang berfikir bahwa satu-satunya cara untuk mencari uang adalah dengan bekerja. Padahal masih banyak cara lain untuk mencari uang. Jika seseorang berfikir seperti ini maka di hari tuannya dia akan kecapekan untuk bekerja.
Banyak orang yang berfikir bahwa perjalanan hidup ini harus mengikuti jalur-jalur tertentu. Misalkan setelah lulus SD masuk ke SMP, kemudian melanjutkan ke SMA, setelah itu dilanjutkan dengan kuliah. Sehabis lulus kuliah tentunya mencari kerja. Tidak berapa lama setelah kerja kemudian menikah, dan setelah memiliki anak, anaknya mengikuti siklus yang sama dengan dia.
Boleh tidak hidup seperti itu? Ya boleh-boleh saja. Tidak ada yang melarang. Tapai kalau seseorang ingin mendapatkan uang dalam jumlah banyak maka harapan saya jangan hidup monoton seperti itu.
Kalau masih ingin mengikuti jalur itu, setelah kuliah usahakan jangan hanya kerja. Berusahalah untuk mempelajari tentang uang. Pelajari bagaimana cara yang jitu dalam mencari uang.
Misalnya kita ingin mencari uang dengan mencari kerja. Tentu saja sebagus-bagusnya kita berkarier, perusahaan hanya akan memberikan batas tertentu dalam gaji. Sehingga sulit sekali kita menjadi kaya raya dengan menjadi karyawan.
Cara yang lebih tepat untuk menjadi kaya raya adalah dengan berbisnis. Dengan cara ini kita akan lebih mudah untuk mengubah penghasilan kita. Resiko selalu ada. Menjadi karyawan juga memiliki resiko. Resiko terburuk menjadi karyawan adalah di PHK. Apakah resiko berbisnis lebih besar dari karyawan?
Sebenarnya kalau pengusaha memiliki resiko bangkrut dalam menjalankan bisnisnya, berarti karyawan yang kerja di tempat dia menanggung resiko yang sama. Yang terpenting ketika menjadi pengusaha kita berusaha untuk meminimalkan resiko.
Perbandingan resiko antara pengusaha dengan karyawan adalah seperti perbandingan antara sopir dan penumpangnya. Jika sopirnya celaka gara-gara tabrakan atau mobilnya masuk jurang maka penumpang juga akan terkena efeknya. Bahkan tidak menutup kemungkinan penumpangnya celaka tetapi sopirnya selamat. Dalam dunia kerja juga begitu, bisa jadi karyawan resikonya lebih tinggi dibandingkan dengan pengusaha.
Dibandingkan dengan penumpang, seorang sopir tentunya lebih berkuasa dalam mencegah suatu kecelakaan. Begitu juga pengusaha lebih berkuasa dalam meminimalisir setiap resiko di suatu perusahaan.
Sekarang dalam hal kekayaan. Ada orang yang berkata ,”Saya sering melihat seorang pengusaha yang penghasilannya jauh lebih kecil dibandingkan karyawan.”
Memang benar ada pengusaha yang penghasilannya lebih kecil dibandingkan dengan karyawan. Sebagai contoh misalnya seorang pengusaha gorengan yang penghasilannya hanya 1 juta per bulan dibandingkan dengan seorang insinyur yang bekerja di perusahaan asing dengan gaji 20 juta per bulan. Bisakah pengusaha gorengan tadi memiliki penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan karyawan tadi ?
Bisa jika dia memiliki jiwa entrepreneur.
Jika pengusaha tersebut memiliki jiwa entrepreneur maka dia akan melakukan langkah-langkah srtrategis. Salah satunya usaha untuk memperbaiki produksinya agar selalu memiliki nilai tambah. Misalnya dari segi rasa gorengannya, lokasi dagangnya, kebersihannya, dan lain-lain. Biasanya setelah nilai-nilai tambah ini semakin kuat maka gorangannya akan laku keras. Dengan kondisinya yang laku keras ini maka pengusaha tersebut akan membuka cabang-cabang berikutnya.
Mungkin ada yang bertanya ,”Untuk membuka cabang kan membutuhkan modal juga”. Memang benar untuk membuka cabang membutuhkan modal, akan tetapi tidak harus dari kita sendiri. Kita bisa mencari investor.
Ada orang yang berkata, “Saya punya pengalaman untuk mencari investor, ternyata mencari investor itu susah sekali.”
Mencari investor bisa mudah bisa susah, tergantung keahlian kita. Akan tetapi jika kita sudah memiliki bisnis yang sudah jelas berjalan, mencari investornya jauh lebih mudah dibandingkan dengan perusahaan yang baru mau dibangun.
Coba bayangkan, seandainya pengusaha ini memiliki 100 cabang dan anggap saja setiap cabang memberikan penghasilan bersih 250 ribu per bulan, maka orang ini setiap bulannya menerima penghasilan bersih 25 juta.
Jika pengusaha ini terus mau belajar maka dia pasti bisa mengantur perusahaannya tanpa keterlibatan dia. Ini yang sering diberi nama pasif income.
Yang lebih baik lagi biasanya pengusaha yang seperti ini tidak berhenti di situ saja, dia akan terus mengekspansi usahanya dengan cara menambah cabang atau membuka jenis usaha baru.
Bandingkan dengan karyawan yang memiliki penghasilan 20 juta per bulan tadi, sudah barang tentu dia tidak memiliki banyak waktu dibanding pengusaha gorengan tadi.
Nah mungkin ada juga yang masih berkomentar “Wah, untuk merubah pengusaha gorengan kecil tadi menjadi pengusaha gorengan yang memiliki 100 cabang tadi tentu tidak mudah bukan ?”
Mungkin memang iya buat yang tidak tahu caranya. Tapi buat yang tahu caranya maka semua itu tidak sesulit membangun perusahaan baru.
Bagaimana caranya?
Di bagian ini sengaja saya tidak membahasnya. Tapi kalau saya ingin meringkas cara itu, maka caranya adalah sering-sering bergaul dengan para pengusaha, bisa melalui komunitas bisnis, sering-sering menghadiri pertemuan bisnis, dan lain-lain.

Minggu, 05 April 2009

Uang Cepat



Banyak orang berfikiran bahwa cari uang cepat itu tidak mungkin. banyak orang berkata bahwa cari uang cepat berarti mendzolimi orang lain. Banyak orang berkata bahwa cari uang cepat itu hanyalah khayalan saja. Orang yang berfikir seperti itu cari uangnya pasti lambat. Bagaimana mungkin kita bisa mencari uang dengan cepat ?
Semua itu mungkin asal kita tahu caranya dan kita mau menjalaninya
Untuk bisa menjari Uang cepat ini salah satu caranya adalah kita sering bergaul dengan orang kaya
Menurut Robert T Kiyosaki, Jika anda ingin mengetahui penghasilan anda maka carilah 5 orang sahabat terdekat anda, kemudian cari rata-rata penghasilannya. Itulah penghasilan anda

Apabila kita bergaul dengan orang kaya maka kita akan jauh lebih mudah untuk menjadi kaya. Berbeda dengan jika kita bergaul dengan orang miskin. Asalkan kita jangan hanya bergaul saja. Pelajari ilmunya, kenapa dia bisa kaya. Setelah itu ikuti cara-caranya. Sudah barang tentu jika seseorang kaya raya karena bisnis dia memiliki partner. Jika dia ingin mengekspansi usahanya maka dia akan mencari partner baru. Jika kita dekat dengan orang kaya tersebut, sudah pasti kita berpeluang besar untuk menjadi partnernya. Makanya jika kita bergaul dengan orang kaya, pelajari ilmunya dan jadilah orang yang mudah dipercaya.
Jika kita tidak memiliki modal dalam bisnis, dan kita dipercaya oleh orang kaya maka orang itu dengan mudah akan memodali usaha kita.
Jika orang kaya membangun bisnis dan dia membutuhkan kita sebagai partner maka bisnis yang dibangun kemungkinan adalah bisnis yang asetnya besar.
Jika orang tersebut agak kaya (maksudnya tidak begitu kaya) maka jika dia mambangun bisnis maka bisnisnya kemungkinan tidak begitu besar.
Jika orang tersebut sangat kaya raya dan dia membangun bisnis maka kemungkinan bisnisnya pastilah yang memiliki aset sangat besar. Jika kita jadi partnernya maka sudah tentu kita akan cepat kaya.

Sebagai contoh, misalkan kita memiliki teman yang memiliki penghasilan Rp 5 Juta per bulan. Teman kita ini ingin membangun bisnis. Karena teman kita ini mempercayai kita maka teman kita ini mengajak kita kerjasama. Seandainya kita tidak memiliki modal maka kita akan dimodalin. Mungkinkah perusahaan yang dibangun memiliki aset bermilyar-milyar?
Mungkin. Tapi kemungkinan itu terlalu kecil. Kemungkinan orang yang berpenghasilan segitu akan membangun bisnis yang kecil, misalnya membuka warung bakso.

Mungkinkah orang menjadi kaya raya karena membuka kantin bakso ?
Mungkin. Asalkan dia mamiliki banyak cabang. Bahkan bisa jadi seseorang memiliki 500 kantin bakso. Woow keren kan. Tapi sudah barang tentu untuk membuka kantin bakso sebanyak itu seseorang haruslah membuka satu demi satu. Di awal-awal tentunya buka satu saja. Jika teman kita itu memberikan saham kepada kita (karena kita yang mengurusnya) maka sudah pasti sahamnya yang sebesar sekian persen dari saham kantin bakso.

Misalkan kita punya teman yang trilyuner. Teman kita ini ingin membangun bisnis. Karena mempercayai kita maka teman kita ini mengajak kita bekerja sama.
Orang yang seperti ini jika membangun bisnis sudah dipastikan memiliki aset miliaran, bukan jutaan. Bahkan mungkin asetnya dalam trilyun, karena dia trilyuner. Kalau kita diajak kerjasama di bisnis ini jika tidak memiliki modal sekalipun maka kita tetap akan memiliki hasil yang sangat besar. Percikan hasilnya saja mungkin akan besar. Jika kita diberi saham oleh dia, maka saham yang kita miliki adalah sekian persen dari saham perusahaan trilyuner.

Coba bandingkan dua hal di atas. Bergabung dengan kantin bakso atau bergabung dengan perusahaan trilyuner. Mana yang menghasilkan uang paling cepat ?