Seringkali orang ketika membuat keputusan dalam bisnis menggunakan
emosi atau perasaanya. “Wah kelihatannya bisnis ini menguntungkan”. “Wah kelihatannya bisnis ini bisa untung
cepat”. “Wah rasanya kalau saya mengambil keputusan ini maka bisnis saya akan maju”.
“Saya dengar banyak sekali orang yang berhasil di bisnis ini”.
Masih banyak kalimat-kalimat
lain yang melibatkan emosi
seseorang. Yang terpenting anda harus hati-hati. Sangat berbahaya jika
bisnis diputuskan dengan emosi. Sangat
banyak bisnis yang hancur gara-gara keputusannya berdasarkan perasaan,
perkiraan, kata orang lain dan sebagainya.
Bisnis adalah keahlian intelektual. Jika anda mengambil keputusan,
gunakanlah perhitungan, jangan menggunakan emosi. Sama seperti ketika anda
membeli barang, jangan menggunakan emosi. Jika anda tertarik terhadap suatu
barang, jangan langsung membelinya hari itu. Pikirkan dahulu keuntungan dan
kerugiannya. Akan lebih bijaksana jika anda membelinya beberapa hari setelah
memperhitungkan keuntungan dan kerugiannya.
Ini hampir sama dengan keputusan dalam bisnis. Anda tidak boleh
terburu-buru memutuskan, kecuali jika anda sudah membuat perhitungannya dengan
tepat.
Misalnya anda mau melakukan bisnis properti. Ketika membeli properti,
anda tidak boleh jatuh cinta dengan propertinya. Anda hanya boleh jatuh cinta
dengan hitungannya. Sekalipun propertinya jelek, jika menguntungkan maka
ambillah.
Mungkin ada orang yang menentang, “Bisnis kok dihitung-hitung. Kalau
digitung-hitung, pasti tidak akan mulai.”
Memang benarm banyak sekali orang yang tidak jadi take action gara-gara
terlalu banyak menghitung-hitung bisnis. Jika anda memulai bisnis, akan lebih
baik anda segera memulai dibandingkan dengan anda terlalu banyak menghitung.
Jadi lebih baik segera target kapan bisnis dimulai, lakukan perhitungan
sederhana, jika sudah waktunya, siap atau tidak siap buka saja.
Akan tetapi kalau bisnis anda sudah jalan maka anda harus lebih
berhati-hati. Keputusan yang anda buat harus berdasarkan perhitungan. Banyak
sekali orang yang kaya raya akhirnya jatuh gara-gara salah hitung dalam bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar