Pada zaman dahulu, orang mencari kebutuhannya dengan cara berburu, memetik di pohon, mencari di sungai, atau dengan cara lain mengambil di alam. Akan tetapi, dengan cara ini mereka hanya mendapatkan 1 jenis perlengkapan kebutuhannya saja. Yang ke sungai hanya mendapat ikan, yang memetik di pohon mungkin hanya mendapatkan salah satu dari buah-buahan, sayuran ataupun umbi-umbian. Mereka biasanya mendapatkannya hanya 1 macam atau 2 macam.
Ketika
jumlah manusia mulai bertambah, mereka seringkali mendapati temannya membawa
sesuatu yang berbeda. Ada yang mendapatkan banyak singkong, tetapi orang lain
mendapatkan banyak pisang. Maka muncullah ide, yang mendapatkan singkong ingin
menukarkan sebagian singkongnya dengan pisang. Ternyata yang mempunyai pisang
juga menginginkan singkong, sehingga mulai saat itu ada kegiatan tukar menukar
barang yang disebut barter. Dengan barter ini, orang akan memiliki apa saja yang
dia ingingkan, asalkan orang lain punya. Apakah barter ini masih dilakukan
sampai sekarang ? Apakah sekarang ini ada orang yang beli handphone pakai
kambing ? Mungkin saja. Kenyataannya Indonesia dengan Thailand pernah menukar
pesawat terbang dengan beras ketan. .....
Pada
perkembangannya orang menemui banyak kesulitan. Hal ini dikarenakan kebutuhan
manusia terus meningkat. Yang punya beras, ingin memiliki sayur, daging dan
buah-buahan, sehingga dia harus menukar berasnya dengan sayur, setelah itu dia
pergi ke tempat orang yang punya daging. Dia juga harus mencari orang yang punya
buah-buahan. Kegiatan ini tentu saja melelahkan. Akhirnya muncullah ide, orang
yang punya barang-barang ini berkumpul di satu tempat, yang sekarang kita sebut
pasar.
Setelah
membangun pasar acara barter menjadi lebih mudah. Akan tetapi, selalu saja
muncul masalah baru. Orang agak kesulitan menentukan nilai barang. Mereka bingung
jika daging ditukar dengan beras dapatnya mesti seberapa. AKhirnya masalah ini
mulai terpecahkan ketika mereka menganggap kerang sebagai sesuatu yang berharga.
Mereka mulai membandingkan setiap barang dengan kerang. Jadi, siapa saja yang
punya banyak kerang, mereka akan menjadi kaya raya. Pada perkembangannya ketika
orang sudah menemukan emas dan perak, mereka mulai membandingkan harga barang
dengan emas dan perak. Akhirnya emas dan perak dipakai untuk menilai harga
barang. Maka di saat itu, emas dan perak kita anggap sebagai mata uang.
Orang yang
punya banyak emas, adalah orang yang kaya. Akan tetapi, mereka yang punya
banyak emas merasa tidak tenang, karena sangat beresiko untuk dirampok orang.
Akhirnya muncullah jasa penitipan emas. Orang menitipkan emasnya ke tempat
penitipan dan ditukar menjadi kuitansi. Pada perkembangannya, kuitansi yang diterima
bisa dipertukarkan, dan ini merupakan awal perkembangan uang kertas. Pihak yang
dititipi emas, selanjutnya berubah istilah menjadi bank.
Akhirnya,
bank mulai mencetak kuitansi-kuitansi ini. Kuitansi ini akhirnya bisa dijadikan
alat tukar atau uang kertas. Yang unik, orang akhirnya jarang sekali mengambil
emasnya di bank. Paling-paling hanya sekitar 10% yang mengambil emasnya. Dengan
kondisi ini, akhirnya bank berani membuat uang kertas sampai sepuluh kali lipat
emas yang ada, sehingga bank bisa mendapatkan banyak uang dari bunga uang yang
dipinjamkan.
Lagi-lagi
cara-cara ini masih memiliki kelemahan. Orang tetap kesulitan membawa uang
kertas jika jumlahnya banyak. Maka dibuatlah uang jenis baru yang berupa kotak tipis yang disebut ATM (Anjungan Tunai
Mandiri). Dengan ATM ini orang bisa membawa uang kemana-mana dan bentuknya
praktis. Jika uang ini dicuri orang lain, tetap saja pencuri tidak bisa
menggunakannya jika tidak mengetahui nomor PIN nya. Orang bisa melakukan jual
beli dengan melalui ATM. Dengan ATM orang bisa mengirimkan uang tanpa harus
memikirkan memberikan kembalian. Jika orang membayar seharga Rp 753, 264,- maka
tinggal mengetikkan sejumlah itu. bagaimana jika memakai uang kertas dan uang logam?
Tentunya orang akan kesulitan membayar ataupun memberikan kembalian.
Hari ini
terjadi perubahan lagi. Uang bisa dikatakan tidak ada wujudnya. Orang bisa
melakukan pembayaran sekalipun tidak ada ATM. asalkan masih ada koneksi internet,
ataupun handphone orang bisa melakukan transaksi. Dengan adanya kecanggihan
teknologi ini, orang bisa bertransaksi dengan berbagai macam cara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar