Sabtu, 08 September 2012

Sejarah Uang



Pada zaman dahulu, orang mencari kebutuhannya dengan cara berburu, memetik di pohon, mencari di sungai, atau dengan cara lain mengambil di alam. Akan tetapi, dengan cara ini mereka hanya mendapatkan 1 jenis perlengkapan kebutuhannya saja. Yang ke sungai hanya mendapat ikan, yang memetik di pohon mungkin hanya mendapatkan  salah satu dari buah-buahan, sayuran ataupun umbi-umbian. Mereka biasanya mendapatkannya hanya 1 macam atau 2 macam.

Ketika jumlah manusia mulai bertambah, mereka seringkali mendapati temannya membawa sesuatu yang berbeda. Ada yang mendapatkan banyak singkong, tetapi orang lain mendapatkan banyak pisang. Maka muncullah ide, yang mendapatkan singkong ingin menukarkan sebagian singkongnya dengan pisang. Ternyata yang mempunyai pisang juga menginginkan singkong, sehingga mulai saat itu ada kegiatan tukar menukar barang yang disebut barter. Dengan barter ini, orang akan memiliki apa saja yang dia ingingkan, asalkan orang lain punya. Apakah barter ini masih dilakukan sampai sekarang ? Apakah sekarang ini ada orang yang beli handphone pakai kambing ? Mungkin saja. Kenyataannya Indonesia dengan Thailand pernah menukar pesawat terbang dengan beras ketan. .....

Pada perkembangannya orang menemui banyak kesulitan. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia terus meningkat. Yang punya beras, ingin memiliki sayur, daging dan buah-buahan, sehingga dia harus menukar berasnya dengan sayur, setelah itu dia pergi ke tempat orang yang punya daging. Dia juga harus mencari orang yang punya buah-buahan. Kegiatan ini tentu saja melelahkan. Akhirnya muncullah ide, orang yang punya barang-barang ini berkumpul di satu tempat, yang sekarang kita sebut pasar.

Setelah membangun pasar acara barter menjadi lebih mudah. Akan tetapi, selalu saja muncul masalah baru. Orang agak kesulitan menentukan nilai barang. Mereka bingung jika daging ditukar dengan beras dapatnya mesti seberapa. AKhirnya masalah ini mulai terpecahkan ketika mereka menganggap kerang sebagai sesuatu yang berharga. Mereka mulai membandingkan setiap barang dengan kerang. Jadi, siapa saja yang punya banyak kerang, mereka akan menjadi kaya raya. Pada perkembangannya ketika orang sudah menemukan emas dan perak, mereka mulai membandingkan harga barang dengan emas dan perak. Akhirnya emas dan perak dipakai untuk menilai harga barang. Maka di saat itu, emas dan perak kita anggap sebagai mata uang.

Orang yang punya banyak emas, adalah orang yang kaya. Akan tetapi, mereka yang punya banyak emas merasa tidak tenang, karena sangat beresiko untuk dirampok orang. Akhirnya muncullah jasa penitipan emas. Orang menitipkan emasnya ke tempat penitipan dan ditukar menjadi kuitansi. Pada perkembangannya, kuitansi yang diterima bisa dipertukarkan, dan ini merupakan awal perkembangan uang kertas. Pihak yang dititipi emas, selanjutnya berubah istilah menjadi bank.

Akhirnya, bank mulai mencetak kuitansi-kuitansi ini. Kuitansi ini akhirnya bisa dijadikan alat tukar atau uang kertas. Yang unik, orang akhirnya jarang sekali mengambil emasnya di bank. Paling-paling hanya sekitar 10% yang mengambil emasnya. Dengan kondisi ini, akhirnya bank berani membuat uang kertas sampai sepuluh kali lipat emas yang ada, sehingga bank bisa mendapatkan banyak uang dari bunga uang yang dipinjamkan.

Lagi-lagi cara-cara ini masih memiliki kelemahan. Orang tetap kesulitan membawa uang kertas jika jumlahnya banyak. Maka dibuatlah uang jenis baru yang berupa  kotak tipis yang disebut ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Dengan ATM ini orang bisa membawa uang kemana-mana dan bentuknya praktis. Jika uang ini dicuri orang lain, tetap saja pencuri tidak bisa menggunakannya jika tidak mengetahui nomor PIN nya. Orang bisa melakukan jual beli dengan melalui ATM. Dengan ATM orang bisa mengirimkan uang tanpa harus memikirkan memberikan kembalian. Jika orang membayar seharga Rp 753, 264,- maka tinggal mengetikkan sejumlah itu. bagaimana jika memakai uang kertas dan uang logam? Tentunya orang akan kesulitan membayar ataupun memberikan kembalian.

Hari ini terjadi perubahan lagi. Uang bisa dikatakan tidak ada wujudnya. Orang bisa melakukan pembayaran sekalipun tidak ada ATM. asalkan masih ada koneksi internet, ataupun handphone orang bisa melakukan transaksi. Dengan adanya kecanggihan teknologi ini, orang bisa bertransaksi dengan berbagai macam cara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar