Minggu, 31 Januari 2010

Akio Morita



Akio Morita, adalah pendiri perusahaan Sony, lahir pada tanggal 26 Januari tahun 1921 di Shirakubecko Jepang. Nama Akio Morita artinya adalah sawah yang subur. Sejak usia 10 tahun, Akio sering diajak ayahnya rapat di kantor. Ayahnya berharap jika besar nanti dia bisa menggantikan ayahnya di perusahaan sake miliknya.
Sejak kecil Akio sering membongkar peralaatan elektronik yang tidak terpakai. Hobinya ini justru yang memperburuk nilai sekolahnya. Tapi siapa yang tahu bahwa hobinya ini justru yang menyebabkan dia sukses.
Setelah lulus SMA, Akio melanjutkan kuliahnya di Universitas Osaka. Ayahnya sebenarnya menghendaki dia mengambil jurusan ekonomi, tetapi justru dia mengambil jurusan Fisika. Selama kuliah nilai Akio Morita selalu bagus-bagus. Akan tetapi dia merasa tidak puas. Ya, tidak puas karena hanya belajar teori saja. Dia ingin langsung segera praktek. Dengan rasa tidak pas ini dia akhirnya melakukan riset di laboratorium kampusnya, di bawah bimbingan Pofesor Akada.
Saat itu tahun 1941 terjadi perang dunia II. Pada saat itu laboratorium tempat dia riset dipinjam oleh komite riset angkatan laut. Karena itulah Akio banyak berkenalan dengan militer. Dengan perkenalan itu, Akio tertarik untuk masuk dunia militer. Setelah 3 bulan latihan militer, Akio malah ditempatkan di gudang militer. Kerjanya mengangkat-angkat barang. Sebenarnya ini adalah penempatan yang salah. Tidak berapa lama Akio dipindahkan di laboratorium optik. Tugasnya adalah mencegah kerusakan pada foto udara. Percobaan ini yang akhirnya dijadikan penelitian skripsinya.
Setelah lulus, pangkat Akio naik menjadi Letnan. Saat itu dia dipindahkan sebagai ahli riset dan sipil. Di situlah dia berkenalan dengan Masarua Ibuka, seorang penemu alat pendeteksi kapal selam pada kedalaman 30 meter. Masarua Ibuka adalah mantan dosen Universitas Waseda. Usianya 13 tahun di atas usia Akio Morita.
Pada bulan Agustus 1945, pesawat Boeing B-29 superfortres USA terbang di atas Jepang. Pesawat ini akhirnya menjatuhkan bom nuklir di kota Hiroshima dan Nagasaki. Stelah pengeboman ini Jepang menyerah kepada sekutu. Setelah usai perang ini, kondisi Jepang sangat menyedihkan. Jepang kembali ke zaman sepeda. Di sana-sini banyak kehancuran. Tidak ketinggalan juga dengan keluarga orang tua Akio Morita. Keluarga ini ekonominya juga ambruk
Untunglah tidak berapa lama Akio menapat tawaran kerja dari Institut teknologi Tokyo. Di situlah dia bertemu dengan Masarua Ibuka.

(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar