Minggu, 31 Januari 2010

Akio Morita



Akio Morita, adalah pendiri perusahaan Sony, lahir pada tanggal 26 Januari tahun 1921 di Shirakubecko Jepang. Nama Akio Morita artinya adalah sawah yang subur. Sejak usia 10 tahun, Akio sering diajak ayahnya rapat di kantor. Ayahnya berharap jika besar nanti dia bisa menggantikan ayahnya di perusahaan sake miliknya.
Sejak kecil Akio sering membongkar peralaatan elektronik yang tidak terpakai. Hobinya ini justru yang memperburuk nilai sekolahnya. Tapi siapa yang tahu bahwa hobinya ini justru yang menyebabkan dia sukses.
Setelah lulus SMA, Akio melanjutkan kuliahnya di Universitas Osaka. Ayahnya sebenarnya menghendaki dia mengambil jurusan ekonomi, tetapi justru dia mengambil jurusan Fisika. Selama kuliah nilai Akio Morita selalu bagus-bagus. Akan tetapi dia merasa tidak puas. Ya, tidak puas karena hanya belajar teori saja. Dia ingin langsung segera praktek. Dengan rasa tidak pas ini dia akhirnya melakukan riset di laboratorium kampusnya, di bawah bimbingan Pofesor Akada.
Saat itu tahun 1941 terjadi perang dunia II. Pada saat itu laboratorium tempat dia riset dipinjam oleh komite riset angkatan laut. Karena itulah Akio banyak berkenalan dengan militer. Dengan perkenalan itu, Akio tertarik untuk masuk dunia militer. Setelah 3 bulan latihan militer, Akio malah ditempatkan di gudang militer. Kerjanya mengangkat-angkat barang. Sebenarnya ini adalah penempatan yang salah. Tidak berapa lama Akio dipindahkan di laboratorium optik. Tugasnya adalah mencegah kerusakan pada foto udara. Percobaan ini yang akhirnya dijadikan penelitian skripsinya.
Setelah lulus, pangkat Akio naik menjadi Letnan. Saat itu dia dipindahkan sebagai ahli riset dan sipil. Di situlah dia berkenalan dengan Masarua Ibuka, seorang penemu alat pendeteksi kapal selam pada kedalaman 30 meter. Masarua Ibuka adalah mantan dosen Universitas Waseda. Usianya 13 tahun di atas usia Akio Morita.
Pada bulan Agustus 1945, pesawat Boeing B-29 superfortres USA terbang di atas Jepang. Pesawat ini akhirnya menjatuhkan bom nuklir di kota Hiroshima dan Nagasaki. Stelah pengeboman ini Jepang menyerah kepada sekutu. Setelah usai perang ini, kondisi Jepang sangat menyedihkan. Jepang kembali ke zaman sepeda. Di sana-sini banyak kehancuran. Tidak ketinggalan juga dengan keluarga orang tua Akio Morita. Keluarga ini ekonominya juga ambruk
Untunglah tidak berapa lama Akio menapat tawaran kerja dari Institut teknologi Tokyo. Di situlah dia bertemu dengan Masarua Ibuka.

(Bersambung)

Jumat, 22 Januari 2010

Chung Ju Yung



Chung Ju Yung dikenal sebagai pendiri hyundai, Lahir di Kangwon-do, Korea tanggal 25 November 1915. Sejak kecil Chung memiliki kemamuan yang kuat untuk belajar. Sewaktu masih kecil dia banyak mendapatkan ajaran Confucius dari kakeknya. Seringkali dia membaca koran yang dipasang di kantor kelurahan. Ketika dia sudah menamatkan sekolah dasar, chung ingin melanjutkan sekolah. Hanya saja orang tuanya kurang mengerti ari pentingnya pendidikan.

Akhirnya Chung ingin mencari pekerjaan di tempat yang jauh, dengan tujuan untuk menimba pengalaman. Karena takut tidak diijinkan maka Chung kabur dari rumah. Chung akhirnya bekerja sebagai kuli pada pembuatan rel kereta api. Ayah chung akhirnya berusaha mencarinya, dan akhirnya menemukannya. Chung pulang kampung dan kembali menjadi petani.

Tidak berapa lama setelah di rumah Chung kabur lagi. Tetai ayahnya segera menyusul, sehinggga dia kembali ke rumahnya lagi dan bekerja sebagai petani. Walaupun sebagai petani dia sangat rajin. Dia masih selalu belajar dan mencari informasi. Suatu hari dia menemukan koran yang berisi berita dibkanya sekolah di Seoul. Tanpa izin ke orang tuanya dia pergi dan sekolah di sana. Entah bagaimana caranya, akhirnya ayahnya tahu juga bahwa dia sekolah di Seoul.

Dengan segera ayahnya pergi untuk menjemput Chung. Dengan terpaksa akhirnya Chung pulang ke rumah dan bekerja sebagai petani lagi. Tidak berapa lama di desanya terjadi gempa yang sangat menghancurkan, sehingga keadaan menjadi semakin sulit. Walapun begitu Chung tetap berniat untuk pergi lagi. Kali ini dia pergi dengan restu dari orang tua. Orang tuanya sudah tidak bisa melarangnya lagi. Khawatir, jika dilarang nanti Chung juga pasti pergi lagi.

Chung pergi bersama temannya ke pelabuhan Incon, akan temannya tidak mau melanjutkan perjalanan, sehingga chung menjadi sendirian. Dia meminjam uang temannya, dipakai untuk tambahan biaya perjalanan. Akhirnya Chung bekerja sebagai kuli di pelabuhan Incon.

Tidak berapa lama Chung memutuskan pergi e Seoul. Karena kehabisan bekal di perjalanan, dia bekerja membantu petani yang sedang panen. Tidak berapa lama dia melabjutkan perjalanan ke Seoul. Dia bekerja di Seoul University sebagai kuli bangunan. Karena tidak puas dengan gajinya akhirnya Chung bekerja sebagai pengantar barang di toko pertanian. Karena rajin akhirnya Chung dipercaya untuk memegang tokonya. Uang yang dia peroleh akhirnya dia belikan property di desanya.

Chung menikah dengan perempuan yang sedesa dengannya pada usia 20 tahun. Setelah menikah, Chung kembali ke Seoul dan mendirikan toko di sana. Pada tahun 1937 Jepang melakukan agresi besar-besaran ke Tiongkok. Hal ini membawa dampak bagi Korea, sehingga Chung menutup tokonya dan segera kembali ke kampungnya.

Setelah keadaan aman dia kembali ke Seoul dan membuka bengkel. Karena pelayanannya bagus, bengkelnya cepat besar. Tidak berapa lama dia segera mengambil alih bengkel lain dengan usang hasil tabungannya 2000 won ditambah uang pinjaman 1000 won. Akan tetapi 5 hari setelah itu bengkelnya terbakar. Alam serasa tidak bersahabat dengan Chung.
(Bersambung)


Kisah lain
-->
William Edward Boeing (pendiri perusahaan pesawat boeing)
Henry Ford (Pendiri perusahaan mobil Ford)
Konosuke Matsushita (Pendiri Panasonic)
Akio Morita (Pendiri Sony)

M Son Muslimin (narsis juga pembuat blog ini)

Jumat, 15 Januari 2010

WILLIAM EDWARD BOEING




Mungkin kita jarang mendengar nama William Edward Boeing. Akan tetapi kita sering mendengar nama BOEING, yaitu nama perusahaaan pesawat terbang terbesar di dunia. Padahal pria kelahiran Detroit tanggal 1 Oktober 1881 adalah pendiri perusahaan pesawat BOEING tersebut.

Ketika masih kecil Boeing sangat menyukai permainan layang-layang. Boeing pernah kuliah di Yale University, akan tetapi tidak diselesaikan karena kekurangan biaya. Akhirnya Boeing dan ayahnya pindah ke Grays Harbour untuk menjadi penebang kayu di hutan.

Selama lima tahun Boeing tidak pernah mengikuti informasi, bahkan ketika Wright bersaudara menemukan pesawat terbang Boeing juga tidak tahu. Setelah itu Boeing pindah ke Seattle sambil menjadi pengusaha kayu. Di sinilah impiannya untuk membuat pesawat terbang mulai terbuka. Akan tetapi impiannya selalu kandas karena ditentang oleh ayahnya.

Sampai usia 30 tahun Boeing tidak memiliki sedikitpun pengetahuan tentang pesawat terbang, tetapi dia telah menjadi pengusaha kayu yang sukses. Akhirnya Boeing mengikuti kursus aeronautika di Seattle University Club. Di sinilah dia berkenalan George Conrad Westervelt seorang insinyur angkatan laut Amerika yang ahli pesawat terbang.

Akhirnya mereka berdua mencoba membuat pesawat terbang di perusahaan kayu Boeing. Pada pembuatan pesawat terbang ini mereka mengalami beberapa kali kegagalan karena pesawatnya tidak bisa terbang. Hal ini yang membuat Boeing menangis sedih. Kesedihan bertambah ketika Westervelt dipanggil oleh angkatan laut untuk mengurusi penerbangan di daerah timur.
Akhirnya Boeing memperbaiki pesawat bersama karyawannya, sesuai rancangan Westervelt. Pada tanggal 16 Juni 1916 untuk pertama kalinya pesawat Boeing bisa terbang. Setelah itu Boeing mendirikan Pacific Aero Product Company. Boeing merekrut beberapa orang insinyur yang ahli dalam pesawat terbang. Setelah berhasil membuat 2 pesawat akhirnya Boeing mencoba menjual pesawatnya. Di sini Boeing menemui kegagalan karena orang belum percaya dengan kemampuan pesawat terbang.

Akhirnya Boeing berhasil menjual kepada Angkatan Laut Amerika. Di sinilanh angkatan Laut memesan 50 buah pesawat terbang. Berita ini merupakan berita baik sekaligus berita buruk. Berita baik karena pesawatnya laku, tetapi ini juga merupakan berita buruk karena Boeing tidak punya modal. Selanjutnya Boeing memperoleh pinjaman dengan menjaminkan seluruh harta bendanya. Ketika pesanan mulai jadi dan dikirimkan ke angkatan laut Boeing juga memberikan rancangan pesawat terbarunya (Model HS 21), ketika itu karyawan Boeing sudah 317 orang.

Lagi-lagi berita buruk datang karena perang dunia I berakhir sehingga pihak militer membatalkan pesanan pesawatnya. Ini merupakan pukulan yang sangat keras bagi Boeing, sehingga perusahaan pesawatnya berubah menjadi perusahaan kayu lagi. Setelah keuangan mulai membaik Boeing mulai berusaha untuk tidak tergantung pada militer. Pada tanggal 3 Maret 1919 akhirnya Boeing mendirikan perusahaan Pos Udara, dan pada & Januari 1920 untuk pertama kalinya pesawat B-1 dijual ke Kanada.

Pada 30 Juni 1927 berdirilah Boeing Air Transport yang merupakan perusahaan angkutan penumpang udara. Pada saat ini perusahaan pesawatnya telah menjadi perusahaan pesawat terbesar di seluruh negeri. Perusahaan Boeing terus berkembang, walaupun cobaan demi cobaan terus terjadi. Salah satunya sehabis perang Dunia II. Akan tetapi dengan kesungguahan William Edward Boeing dan anak buahnya. Pada 28 September 1956 pengusaha kayu yang elah berubah menjadi pengusaha pesawat terbang ini meninggal. Akan tetapi hasil kerja kerasnya sampai sekarang masih bisa kita nikmati. (msm)


Kisah (biografi yang lain)

-->

Henry Ford (Pendiri perusahaan mobil Ford)
Konosuke Matsushita (Pendiri Panasonic)
Chung Ju Yung (Pendiri Hyundai)
Akio Morita (Pendiri Sony)

M Son Muslimin (narsis juga pembuat blog ini)

Jumat, 08 Januari 2010

KONOSUKE MATSUSHITA




KONOSUKE MATSUSHITA adalah anak ke delapan dari delapan bersaudara. Lahir pada tanggal 27 November 1894 di Kaiso, provinsi Wikayama dekat Osaka Jepang.

Pada masa kecil ayahnya pernah bangkrut dalam bisnis, sehingga rumahnya disita dan mereka pindah ke kota Wikayama.
Karena kekurangan makanan akhirnya 3 orang saudaranya meninggal dalam setahun sebab kurang gizi. Melihat kondisi ini ayahnya pindah ke Osaka bersama tiga orang saudaranya yang terbesar, sedangkam Matsushita bersama ibu dan kakak terkecilnya masih tetap di Wikayama.

Ketika sekolah gurunya pernah menyuruh mereka memakai baju Hamaka. Karena Matsushita tidak memiliki baju Hamaka maka ibunya memperkecil baju Hamaka ayahnya. Sampai di sekolah Matshusita malu karena baju yang dipakai sama dengan gurunya sehingga ia pulang.

Ketika umurnya 10 tahun ayahnya mengirimkan surat yang isinya menyuruh Matsushita berhenti sekolah dan kerja di Osaka. Karena taat pada ayahnya Matsushita menurut saja. Ibunya menitipkan pada orang yang mau ke Osaka. Sampai di Osaka Matsushita bekerja membersihkan Hibachi (tungku batu bara). Malam harinya dia tidur sendiri beralas tikar di kamar sempit di antara barang-barang dan tikus serta kecoak yang hilir mudik. Setelah 3 bulan kerja, majikannya bangkrut.

Dia akhirnya kerja di toko sepeda. Di sinilah Matsushita selalu memperhatikan cara orang lain bekerja sehingga ia cepat paham cara membuat alat-alat sepeda. Tidak lama setelah itu ayah Matsushita meninggal dunia. Kondisi ini membuat Matsushita sangan sedih karena tidak ada satu orangpun yang melayat. Karena miskinnya maka tidak ada orang yang memperhatikan. Matsushita dalam hati berjanji bahwa dia akan keluar dari kemiskinan ini. Dia tidak mau mengalami hal yang sama dengan ayahnya.

Ketika berumur 13 tahun Matsushita melihat kereta listrik. Karena sangat kagum dengan kemapuan listrik Matsushita pindah kerja di perusahaan listrik. Di perusahaan ini Matsushita bekerja sangat baik sehingga tidak lama dia diangkat jadi pengawas. Kondisi ini malah membuat Matsushita tidak puas karena ilmunya tidak berkembang. Akhirnya Matsushita keluar dan membuat usaha sendiri, yaitu membuat pitingan lampu.

Berkali-kali Matsushita mecoba membuat, tetapi selalu menemui kegagalan. Ketika kondisi keungannya meburuk mendadak ada orang yang memberi tawaran membuat isolator pada kipas angin. Hal ini yang membuat perusahaan mereka hidup lagi. Akhirnya lima orang diangkat menjadi karyawannya untuk membuat isolator dan pitingan lampu. Karena produksi Matsushita bagus dan murah maka laku keras di pasaran. Tidak berapa lama pemilik toko yoshida menawarkan diri menjadi distributor. Dengan adanya distributor ini Matsushita meproduksi fitting sebanyak 5000 pe bulan.

Setelah satu setengah tahun terjadi masalah, pihak distributor menghentikan kerjasama karena produk tidak laku. Hal ini memnyebabkan produk fitting menumpuk tak terjual selama berbulan-bulan. Akhirnya Matsushita menjual sendiri barangnya ke berbagai kota. Ternyata penjualan yang dilakukan Matsushita mengalami kesuksesan sehingga perusahaan bisa melakukan inovasi berbagi produknya.

Tahun 1922 perusahaan Matsushita memperluas pabriknya. Akan tetapi pada tahun 1923 terjadi gempa bumi yang menghancurkan pabriknya. Kondisi ini diperparah dengan adanya piutang-piutang yang tidak bisa tertagih, karena mereka juga terkena musibah.

Matsushita segera bangkit membangun perusahaannya. Ternyata kebutuhan fiiting sangat tinggi sehabis gempa bumi. Hal ini justru membuat perusahaan Matsushita semakin besar sehingga karyawannya sering bekerja lembur sampai malam. Inilah yang membuat Matsushita kasihan kepada karyaawannya sehingga sehingga dia menciptakanlampu senter dengan merk national.

Tidak berapa lama dibuat juga setrika merk national. Pada tahun 1928 Matsushita mendirikan pabri ke 4 dan ke 5. Perusahaan Matsushita terus berkembang sampai memproduksi baterai dan radio. Pada saat perang dunia II membuat 56 kapal laut dan 3 buah pesawat terbang. Pada saat selesai perang dunia II, perusahaan Matsushita dilarang beroperasi oleh Amerika karena terbukti membantu pemerintah Jepang dalam PD II. Matsushita diijinkan beroperasi lagi pada tahun 1950.

Pada tahun 1951 Matsushita mengadakan kunjungan ke Amerika. Tahun 1952 kunjungan ke Belanda dan mengadakan kerjasama dengan Philips. Produk Matsushita terus bertambah, mulai dari TV, mesin cuci, kulkas, blender, vacuum cleaner dan lain-lain dengan merk national ataupun panasonic. Tahun 1960 mendapat undangan dari ratu Yuliana karena kesuksesan kerjasamanya dengan Philips. Yang membuat dia terharu adalah ratu Yuliana sendiri yang membuatkan minuman buat dia.

Mathsushita pernah mendapatkan gelar doktor dari Waseda University, padahal SD saja tidak tamat. Matsushita meniggal pada 27 april 1989 pada usia 94 tahun. Ia tidak mau meninggal seperti ayahnya dulu, dan keinginannya itu terpenuhi. Banyak yang melayatnya, termasuk direktur Philips Belanda, PM Jepang Takeshita Noburo. Presiden Amerika Serikat juga memberikan kata sambutan. (msm)


Kisah biografi lain :


William Edward Boeing (Pendiri perusahaan pesawat boeing)
Henry Ford (Pendiri perusahaan mobil Ford)
Chung Ju Yung (Pendiri Hyundai)
Akio Morita (Pendiri Sony)

M Son Muslimin (narsis juga pembuat blog ini)

Selasa, 05 Januari 2010

HENRY FORD




Henry Ford lahir di Dearborn-Detroit Michigan Amerika Serikat 30 Juli 1863. Ayahnya bernama William dan ibunya Mary Litogot O’ Hern Ford. Sejak kecil Henry Ford sangat menyukai percobaan-percobaan fisika. Ayahnya sebenarnya menginginkan Ford untuk menjadi petani, mewarisi pekerjaannya, akan tetapi Ford lebih suka meneliti tentang mesin.

Pada saat usia 13 tahun, ketika pergi bersama ayahnya dengan mengendarai kereta kuda, Ford melihat kereta yang berjalan tanpa memakai kuda. Ford keheranan dan berlari mengejar kereta tersebut. Peristiwa itulah yang mengubah jalan hidupnya.

Pada usia 16 tahun Ford diterima di bengkel Drydock Engine Works. Sambil bekerja dia banyak mengadakan percobaan mesin sendiri. Dia dikeluarkan dari tempat kerjanya karena mesin buatannya meledak. Hal itu tidak membuatnya jera, dia malah banyak mempelajari mesin 4 tak buatan OTTO dari buku-buku perpustakaan.

Ketika itu ada karyawan dari Edison Illuminating Detroit yang mengawasinya, dan akhirnya menawari kerja. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Ford. Selain kerja di tempat tersebut Ford juga membuat bengkel di kontrakannya.

Dengan kesungguhannya meneliti mesin, maka pada usia 29 tahun Ford berhasil membuat sebuah mesin.Itu artinya Ford baru bisa membuat mesin setelah 16 tahun. Mesin itu dipakai untuk menjalankan mobil pertamanya yang diberi nama Quadricycle. Dia terus melakukan pengujian terhadap mobilnya sehingga dari tahun 1896 sampai 1897 quadricycle telah menempuh jarak 1250 km.

Henry Ford pernah dipanggil atasannya dan diberi kenaikan jabatan dengan syarat menghentikan percobaannya. Karena keberatan akhirnya Ford keluar pada 15 Agustus 1899. Setelah itu dia mengajukan proposal pembuatan mobilnya kepada orang-orang kaya, tetapi mengalami berbagai penolakan.

Dengan kesungguhannya akhirnya dia mendapatkan modal juga. Setelah pabrik beroperasi rata-rata terjual 6 mobil per tahun. Investor sangat puas karena keuntungannya sangat besar, akan tetapi Ford merasa pekembangan ini sangat lambat. Dia menginginkan produksi mobil secara masal. Karena terjadi perbedaan pendapat akhirnya Ford mengundurkan diri dan mendirikan pabrik sendiri dengan modal dari tabungannya ditambah uang dari bank. Akan tetapi perusahaan yang baru didirikan ini bangkrut karena biaya eksperimennya tidak sebanding dengan hasil penjualan.

Pada tahun 1902 Ford mendirikan Cadillac Motor Car Company dengan bantuan dari teman-temannya. Dengan kesungguhannhya dalam bereksperimen, Ford berhasil membuat mobil balap dengan nama 999. Ketika dilombakan mobil ini menempati juara I, sehingga para investor berbondong-bondong untuk menanamkan modalnya di perusahaan Ford, dan saat itu nama perusahaan diganti menjadi Ford Motor Company.

Perusahaan Ford berkembang pesat sehingga tidak berapa lama mereka menyewa tempat yang lebih luas. Pada saat itulah Ford berfikir untuk memproduksi mobil secara massal sehingga harganya murah. Mobil yang dibuat diberi nama tipe A. Tipe ini sangat ringan dan laris di pasaran. Dalam 1 tahun bisa terjual 1700 unit. Ketika itu banyak pesaing yang meniru model A, sehingga ford mengganti terus modelnya, mulai model B, C, dan F.

Produksi terus meningkat sampai 6200 mobil pertahun atau 17 mobil per hari dengan jumlah karyawan 1900 orang . Akhirnya dibuatlah pabrik baru tiga lantai yang dilengkapi ban berjalan. Mobil yang dibuat adalah model T. Model ini adalah model yang menembus pasaran Eropa. Pada tahun 1908 perusahaan Ford sudah memproduksi 100 mobil per hari.

Dengan ide yang agak gila Ford memproduksi satu model saja, yaitu model T dan warnanya semua hitam. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar investor menarik diri, tetapi Ford tidak menyerah. Pada tahun 1913 Ford malah menerapkan sistem perabotan pabrik Highland park Michigan, dan ini meningkatkan produksi menjadi 1000 mobil per hari, karena kalau dulu perlu waktu 10 jam untuk membuat 1 mobil sekarang hanya tinggal 1,5 jam.

Tahun 1926 Ford membangun industry pesawat terbang Tri Motor Aeroplane. Tahun 1927 produksi mobil Ford sudah mencapai 4000 mobil per hari. Henry Ford meninggal pada 7 April 1947 pada usia 84 tahun.

Pada tahun 1960 perusahaan Ford telah menjadi nomor dua terbesar di dunia. Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin, semua mungkin saja terjadi, asalkan dengan keras kita terus mengejarnya. Pekerjaan sesulit apapun asalakan kita menyukainya maka akan tampak mudah dan menggembirakan.

kisah lain

William Edward Boeing (pendiri perusahaan pesawat boeing)
Konosuke Matsushita (Pendiri Panasonic)
Chung Ju Yung (Pendiri Hyundai)
Akio Morita (Pendiri Sony)

M Son Muslimin (narsis juga pembuat blog ini)

Sabtu, 02 Januari 2010

Batu Pijakan Sales



Zaman dahulu ada 2 orang yang terkenal bisa jalan di atas air. Mereka berdua adalah pensiunan yang kaya raya, tinggal di atas bukit di dekat danau. Mereka berdua memiliki hobi memancing.Setiap hari kerjanya memancing. Suatu hari temannya yang tinggal di kota ini ingin menengok mereka. "Eh aku pengin mancing, boleh ikut engga?"
"Ya boleh, tapi harus bangun jam lima pagi"

Akhirnya paginya jam 5 mereka mancing bertiga dengan memakai perahu ke tengah danau. Karena jika mancingnya di tepi danau ikan yang didapat kecil-kecil, sedangkan jika di tengah danau mereka bisa dapat ikan yang besar-besar.

Ketika hari sudah agak siang salah satu pensiunan ini lapar. Akhirnya dia ngomong,"teman, saya lapar." Pensiunan satunya ngomong ,"Minggir sendiri to, masa harus diantar". Dia menjawab ,"OK no problem ." Dia segera menggulung celananya dan keluar dari perahu. Ting, ting, ting .... dia jalan di atas air.

Temannya yang dari kota ini langsung mikir,"Wah temanku ini yang sudah lama tinggal di desa udah jadi dewa, bisa jalan di atas air". Ketika temannya yang jalan di atas air ini sudah sampai di pinggir, dia masuk ke rumah dan makan. Selesai makan dia kembali ke tengah danau dengan jalan di atas air lagi. Setelah sampai di perahu dia mancing lagi.

Tidak berapa lama pensiunan kedua juga lapar, "teman, saya lapar". Pensiunan satunya ngomong, "Minggir sendiri to masa harus diantar". Akhirnya dia menggulung celananya dan jalan di atas air.

Temannya yang dari kota langsung berfikir ,"Wah 2 temanku ini sudah jadi dewa." Ketika pensiunan ini sudah selesai makan dia kembali ke tengah danau dengan cara yang sama.

Tiba giliran teman yang dari kota ini lapar. Dia tidak berani ngomong karena malu sama temannya. Akhirnya ketika keadaan sudah mendesak dia ngomong, "temanku, saya juga lapar." Dua pensiunan ini hanya memandangi saja, akhirnya si kota ini ngomong ,"Ok, saya tahu, saya harus jalan sendiri." Salah satu pensiunan ngomong ,"Ya kalau sudah tahu caranya ya jalan sediri."

Akhirnya dia menggulung celananya, dia mulai ragu-ragu untuk melangkah, tapi akhirnya melagkah juga. Ketika dia menginjakkan kaki pertamanya dia langsung tercebur. Karena tidak bisa berenang, dia tenggelam dan minum banyak air. Dua pensiunan ini lansung menolongnya.

Ketika itu 2 pensiunan ini saling menyalahkan, "Kamu yang salah." yang satunya juga ngomong ,"Kamu yang salah". Mereka berdua akhirnya ngomong ,"Ya sudah kita berdua yang salah". Akhirnya mereka berdua ngomong kepada teman kota ini, "Teman maafkan kami berdua, seharusnya kami tunjukkan dimana letak batunya.

Ternyata ada batunyam terang saja bisa jalan. Nah penjualan juga seperti itu, jika kita tahu batunya maka akan terjadi magic, sehingga penjualannya sangat dahsyat. Batu-batu penjualan ini adalah
1. Thrust
2. Need
3. Solution
4. Close the sale