Dalam sebuah bisnis, mengelola karyawan adalah hal yang
sangat penting. Karena dengan pengelolaan karyawan yang benar maka bisnis akan
bisa berjalan dengan benar. Akan tetapi ada juga orang yang berkata ,"Ah
di perusahaan saya mengelola karyawan tidak penting, karena hanya saya
sendirian yang mengerjakannya"
Memang benar, kalau kita hanya mengerjakan sendiri maka
mengelola karyawan memang tidak penting. Bisnis yang seperti ini disebut self
employee. Bisa tidak kita menjadi kaya dari self employee? Jawabannya bisa.
Apakah bisa menjadi kaya raya? Jawabannya tidak.
Jika anda ingin menjadikaya raya, maka bisnis anda harus
memiliki karyawan. Nah, ketika kita sudah memiliki karyawan ini maka mengelola
karyawan menjadi sangat penting. Mengelola 10 karyawan tentu berbeda dengan
mengelola 100 karyawan. Mengelola 1000 karyawan tentu berbeda dengan mengelola
10.000 karyawan.
Jika kita sudah memiliki karyawan yang banyak maka
pengontrolan karyawan menjadi sangat penting. Tentu lebih kompleks? Jawabannya
iya. Akan tetapi dengan banyaknya karyawan ini, sebenarnya bisnis malah bisa
kita tinggalkan, asalkan cara mengelolanya benar. Bisa dikatakan jika kita
memiliki usaha yang besar dan pengelolannya benar maka perusahaan akan bisa
jalan sendiri, sementara kita bisa jalan-jalan.
Setiap orang yang membangun bisnis, tentunya dia ingin kaya
raya. Untuk mencapai tujuan ini setiap pengusaha memiliki cara yang
berbeda-beda. Secara umum saya mengenal 2 macam , yang pertama pengusaha
mengusahakan agar karyawan adalah orang yang digaji saja, sementara jika ada
keuntungan yang besar maka itu menjadi milik pengusaha. Yang kedua pengusaha
membagi keuntungan dengan karyawan, jadi jika keuntungan besar maka karyawan
juga mendapat bagian keuntungan.
Cara pertama memang kelihatan logis, karena dengan mendapat
keuntungan yang besar tanpa berbagi dengan karyawan, maka pengusaha memliki
kuntungan besar. Akan tetapi dalam prakteknya cara kedua malah lebih efektif.
Dengan berbagi keuntungan dengan karyawan maka karywan akan lebih merasa
memiliki bisnis. Sehingga karyawan akan bekerja dengan setulus hati dan sepenuh
jiwa.
Dengan berbagi dengan karyawan ini ternyata pengontrolan
karyawan akan jauh lebih mudah. Jika karyawan hanya menjadi orang yang digaji,
maka tingkat kehilangan barang di perusahaan lebih tinggi, tetapi jika karyawan
mendapatkan bagian dari keuntungan maka tingkat kehilangan barang akan menurun.
Kenapa? Karena biasanya pencurian terbesar dilakukan oleh orang dalam alias
karyawan sendiri. Jika karyawan hanya menjadi orang yang digaji, ketika
temannya mencuri maka dia akan santai-santai saja. Akan tetapi, jika dia
mendapat bagian keuntungan, maka dia akan bertindak tegas jika temannya
mencuri, karena hal ini akan mengurangi keuntungan buat dia.
Seringkali mobil kantor cepat rusak. Akan tetapi jika
karyawan bisa menganggap bahwa itu mobil dia sendiri maka mobil tidak lebih
cepat rusaknya. Mobil akan lebih awet. Dengan adanya profit sharing ini maka
pengontrolan akan jauh lebih baik.
Alangkah lebih baik lagi jika para karyawan yang memiliki
level tinggi mereka mendapatkan bagian saham. Dengan cara seperti ini maka
mereka akan bertindak seolah-olah mereka memiliki perusahaan. Akan tetapi,
pembagian saham ini jangan dilakukan pada saat awal perusahaan berdiri.
Pembagian saham ini sebaiknya dilakukan ketika perusahaan sudah terbukti untung.
Jadi, yang perlu diingat adalah
1. Jangan berikan sahamya sebelum perusahaan untung.
2. Jangan berikan ladangnya sebelum terbukti panen.
Cara membagi keuntungan usaha yang seperti ini akan
menjadikan karyawan termotivasi dan kitanya juga mernjadi enak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar